Latest Post

Ketidaktahuan Membawa Perlindungan

Written By Unknown on Sunday, April 19, 2015 | 1:43 AM


Begitulah kehidupan, ada yang kita tahu ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah dengan ketidaktahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri. Rembulan Tenggelam di Wajahmu-Tere Liye

Gelisah, sedih, kecewa, bangga, bahagia. Dan perasaan lainnya yang telah Allah anugerahkan kepada setiap makhluk di dunia ini. Merupakan segelintir warna-warni dalam kehidupan. Dalam roda kehidupan manusia takkan mungkin selalu berada di atas.

Misalnya, ketika seseorang sedang dalam masa ujian. Beberapa sekolah menunjukan hasil dari setiap ujian siswanya. Melaporkan atas apa yang siswa tersebut kerjakan. Namun ada pula sekolah yang tidak menyerahkan hasil dari ujian siswanya. Sekolah pertama tidak bermaksud untuk menunjukan bahkan membandingkan antar siswanya. Ia hanya berusaha membuat para siswanya sadar, mungkin dengan cara menunjukan seluruh hasil ujian membuat para siswa malu dan menyadarkan diri mereka masing-masing.

Namun sekolah kedua tak bermaksud pula untuk tidak jujur. Ia hanya tak ingin siswanya mengetahui secara detail nilai mereka. Sekolah itu tidak bermaksud menutupi nilai para siswa. Karena standar kenaikan tingkat seorang siswa tidak hanya dilihat dari nilai ujiannya. Dan sekolah dapat menangguhkan siswa yang pintar namun tak berakhlak ketika kenaikan kelas.

Ada banyak hal yang Allah beri tau ke kita, agar kita bisa belajar dan mengerti atas masalah yang kita alami. Namun tidak sedikit pula hal yang tidak Allah beri tau kepada kita. Karena sebenarnya Allah tau apa reaksi kita setelah Ia biarkan kita tau suatu hal. Allah tidak mungkin menyengajakan hambaNya bersedih. Karena pada dasarnya, ialah Allah yang paling tau miqdar kita.

Kita hanya perlu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan. Pahit maupun manis. Ketika ketidak tauan kita atas sesuatu. Bukan berarti Tuhan tak menyayangi kita. Ia hanya tidak mau hambaNya merenungi dan meratapi atas kenyataan yang akan ia terima. Terkadang manusia selalu ingin mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan. Padahal jika saja ia tau apa yang akan ia dengar atas pertanyaannya tersebut, mungkin ia akan putus asa, tidak percaya, dan beberapa perasaan lainnya. Pada intinya tidak semua yang ingin kita tau membutuhkan jawaban. Mungkin langit menutup rapat pintunya. Ia tak membiarkan seorang pun masuk dan membaca kenyataan dalam hidup orang tersebut.

Masih banyak contoh lain. Ketika kita tidak tahu apa yang orang lain rasakan terhadap kita, ketika kita tidak tau mengapa selalu ada perpisahan dalam setiap pertemuan, mengapa banyak sekali permasalahan yang kita hadapi, dan atas segala perubahan sikap seseorang.


Ingatlah, ini hanya beberapa kerikil kecil yang menghadangmu. Masih banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dikehidupan dewasa nanti. Tuhan tak mungkin menempatkan hambaNya di tempat yang tak bisa ia selesaikan. Karena salah satu perlindungan terbaik yang Tuhan berikan bukan hanya terlihat dengan kasat mata. Ia melindungi hamba-Nya dengan sebaik-baiknya perlindungan. Dan tak memberi penjelasan atas suatu masalah ialah salah satunya.(FAIZAH/uhid)

Martabat Negara Sebatas Menghormati

Written By Unknown on Sunday, April 5, 2015 | 9:31 AM



"bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya" Ir. Soekarno.


Bagaimana bangsa yang besar itu? Bagaimana pula orang-orang yang termasuk  dari bangsa besar? Bagaimana jawaban yang tepat? Quote yang dipaparkan Presiden Soekarno inilah jawabannya.

Bangsa sendiri memiliki pengertian; kelompok masyarakat yg bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Dari pengertian tersebut, sebuah bangsa tidak akan lepas dari yang namanya pemerintah atau lebih simple-nya negara.

Setiap negara pastilah memiliki keinginan supaya bangsanya menjadi bangsa yang besar. Mengapa begitu? Sebabnya, bangsa yang besar adalah martabat sebuah negara. Mudahnya, martabat negara adalah harga mutlak untuk menjadikan bangsanya bangsa yang besar.

Jawaban yang menjawab keinginan suatu negara menjadi bangsa yang besar oleh Ir. Soekarno mudah untuk dipahami, menghormati pahlawan negaranya. Baik menghormati dengan cara mengenang jasanya, mendoakan maupun meniru perilaku baiknya. Enggak susahkan? hanya dengan menghormati pahlawan-pahlawan negara sendiri, keinginan menjadi bangsa yang besar terpenuhi.(ahmad jalalludin)

BENARKAH KITA CINTA ALLAH?

Written By Unknown on Wednesday, April 1, 2015 | 12:49 PM

CINTA
Dalam hidup pasti kita merasakan apa yang dinamakan 'Cinta'. karena hal tersebut memang telah menjadi fitrah dan naluri setiap makhluk yang bernyawa. Baik cinta pada makhluk Allah maupun pada Sang Pencipta.

Berbicara cinta memang sudah tidak asing di telinga . Kata sederhana yang mudah diucapkan namun teramat berat untuk dipahami maknanya. Kalau kita melihat ungkapan Syekh Al-Fadhil dalam kitab Qomi’ut Al-Tughyan :

“Ketika dikatakan kepadamu : "Apakah kamu mencintai Allah? Maka hendaklah engkau diam,  karena jika kamu mengatakan ‘tidak’ maka kamu telah kufur . namun jika kamu mengatakan ’iya’. Maka kamu bukan termasuk orang-orang yang cinta (kepada Allah).” 

Dari ungkapan Syeh Al-Fadhil di atas, dapat kita ambil pelajaran Bahwasannya kita di tuntut untuk berhati-hati dalam berucap. Secara tidak langsung, kita pun harus menghargai betapa bernilainya cinta.
Masih dalam kitab yang dikarang oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani (Qomi'ut Al-Tughyan). Hatim bin Alwan menguatkan, barang siapa mengaku-ngaku atas  tiga hal tanpa adanya tiga hal yang lain, maka hal itu dinilai berbohong :
  • Barang siapa yang mengaku mencintai Allah namun tidak menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka ia telah berbohong.
  • Barang siapa yang mengaku mencintai Nabi SAW tanpa mencintai orang-orang fakir, maka ia telah berbohong.
  • Barang siapa mengaku mencintai surga tanpa menginfakkan hartanya, maka ia telah berbohong.


Di sisi lain Imam Sahl mengemukakan pendapatnya tentang cinta dan ciri-ciri orang yang bersangkutan, sebegai berikut :

“ciri-ciri  orang yang cinta kepada Allah adalah cinta pada al-Qur’an . ciri-ciri orang yang cinta al-Quran adalah cinta kepada nabi muhammad SAW. Ciri –ciri cinta Nabi Muhammad SAW adalah cinta pada Sunnahnya, ciri-ciri cinta pada sunnh nabi adalah cinta pada akhirat. Ciri-ciri cinta akhirat adalah benci terhadap dunia dan ciri-ciri benci dunia adalah dengan tidak mengambil suatu yang berbau duniawi sebagai bekal untuk menuju akhirat.”

Terlepas dari semua tulisan mengenai cinta yang kebanyakan mengutip dari Qomi’ut Tughyan. Mari sama-sama kita intropeksi diri. Apakah cinta kita sudah benar-benar dikategorikan cinta atau hanya bualan belaka. Sebab  hanya dengan cinta yang sesungguhnya keindahan akan tercurah dengan seutuhnya. (Zis al-Hakim/AD)

MENYERINGAI ANGAN PALSU

Written By Unknown on Monday, March 30, 2015 | 6:57 AM


Oleh : Robiatul Adawiyah

Ketika rasa syukur tak diperkenalkan
Keluh kesah didewa-dewikan
Mengharap hidup dalam perbaikan
Namun hanya melamun yang dilakukan
Ketika hidup hanya berpangku tangan
Sedang kemauan akan kemewahan kian meradang

Akankah bisa menuju pencapaian
Sedang hidup tak semudah membalikkan telapak tangan
Cukupkan sudah berkeluh kesah 
Tinggalkan angan tanpa kepastian
Agar kau tahu hidup terus berjalan
Masa depan cerah terpampang di depan

Kairo, 30 maret 2015

Allah Mengingat Kita Lewat Kegagalan Tanpa Menyerah

Written By Unknown on Sunday, March 29, 2015 | 7:17 AM

Thomas Alva Edison
Banyak kegagalan dalam hidup, mereka tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”-Thomas Edison

Manusia, hewan, tumbuhan semuanya hidup. Ketika Allah menciptakan makhluk, semua perkara telah dicatat-Nya  di dalam buku “Lauhul Mahfudz”. Kehidupan, kebahagiaan, kesedihan, semuanya telah dituliskan dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahuinya.

Semua manusia sama saat mereka dilahirkan. Mereka memiliki jalan hidupnya masing-masing. Namun, beberapa orang terlena dengan berbagai anugrah yang mereka terima. Mereka terlalu fanatik dengan apa yang mereka kerjakan dan mereka hasilkan. Mereka menganggap semua kesuksesannya adalah hasil dari usaha mereka sendiri.

Layaknya sebuah roda, kehidupan manusia bisa berada di atas maupun di bawah. Di dalam semua aktivitasnya, manusia merasakan pasti berbagai kegagalan dalam hidupnya, kecil maupun besar, sepele maupun rumit. Akan tetapi, beberapa orang malah menyerah ditengah usahanya. Mereka merasa takut salah melangkah dan takut gagal disegala usahanya. Padahal dia sendiri belum tau apa yang akan terjadi. Kebanyakan juga mereka merasa percuma atas apa yang telah diusahakan, merasa ngedown jika melihat kesuksesan teman yang lain, merasa tak sanggup meneruskan perjuangan, dan masih banyak lagi. Sebenarnya, kehidupan ini tak sejahat yang kita bayangkan. Kita hanya banyak berkhayal yang terlalu tinggi saja. Sehingga saat kita terjatuh di dalam suatu masalah, kita merasa sepi, sendiri, dan tidak ada kelebihan maupun semangat yang membangun.

Yang harus kita lakukan sebenarnya tidak banyak. Tetap berusaha, dan tetap berdo’a. Cukup dua hal itu yang bisa membantu kita, pun menguatkan diri kita sendiri.  Memang tidak semudah yang diucapkan, tapi mari kita berkaca kepada pencetus quote diatas. Thomas Alva Edison. Dia menemukan banyak kegagalan dalam setiap percobaan yang di lakukannya. Namun, apakah dia menyerah? Tidak, dia sama sekali tidak menyerah. Ia justru mengambil i’tibar dari setiap kegagalan yang menimpanya. Kita hanya perlu menguatkan diri kita sendiri dari semua permasalahan. Bukankah dalam setiap permasalahan yang kita temukan dan kita selesaikan akan semakin menguatkan kita? Semakin mendewasakan kepribadian kita masing-masing?

Betapa dekatnya manusia dengan keberhasilan saat mereka menyerah. Bukankah kalimat ini bisa kita jadikan tamparan dalam hidup? Membuat setiap yang mengetahuinya menyadari atas perbuatannya dimasa lampau. Meskipun kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi selanjutnya, baik kesulitan  atau pun berakhir dengan kesuksesan seperti yang kita citakan. Entahlah, yang pasti kita sebagai manusia harus selalu menanamkan prinsip bahwa Allah tidak akan memberikan kegagalan terus menerus. Pun tidak membuat kita selalu diatas.

Allah tidak akan membiarkan makhluknya larut dalam pusara kesedihan. Anggaplah kegagalan yang kita dapat merupakan teguran dari-Nya. Sekalipun dengan datangnya kegagalan tersebut, kita menerima kenyataan yang tidak diinginkan. Dan secara tidak langsung, Allah mengingat kita.  Ingat, jika hidupmu berjalan lurus tanpa hambatan, kau pasti bertanya-tanya pada dirimu sendiri. Itu pun jika engkau masuk pada golongan orang yang sadar akan hal itu. Tapi percayalah, jangan pernah putus asa, jangan mudah menyerah, jangan mudah menerima keadaan.  Berusahalah! Berjuanglah! Maka akan kau temukan kesuksesan dibalik setiap usahamu, sekalipun itu sekecil biji polong.(Faizah/ZM)

Sejarah Panjang Nahdhatul Ulama Di Indonesia

Written By Unknown on Saturday, March 28, 2015 | 11:04 AM


 Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Ulama-ulama Indonesia di Haromain: Embrio NU di Indonesia

Banyak di antara kita yang kepaten obor, kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, -sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlitul Ulama itu.

Karena pengertian-pengertian mulai dari sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan NU, bagaimana asal-usul atau awal mulanya KH. Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan mengapa Ahlussunah wal Jama’ah harus diberi wadah di Indonesia ini.

Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlussunah wal Jama’ah bukan semata-mata KH. Hasyim Asy’ari ingin berinovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dhoruri, wajib mendirikan sebuah wadah. Kesimpulan bahwa membentuk sebuah wadah Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan buah dari pengalaman ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah, terutama pada rentang waktu pada tahun 1200 H sampai 1350 H.

Pada kurun itu ulama Indonesia sangat mewarnai dan perannya dalam menyemarakkan kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil. Misal diantaranya ada seorang ulama yang sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama yang sangat tabahur fi ‘ilmi Syari’ah fi thoriqoh wa fi ‘ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf. Diantaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdus Shamad Sambas. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kiyai Tholhah Gunungjati Cirebon.

Kiyai Tholhah ini adalah kakek dari Kiyai Syarif Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain, Kiyai Syarifudin bin Kiyai Zaenal Abidin bin Kiyai Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik seperguruan beliau diantaranya Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Kiyai Kholil lahir pada tahun 1227 H. Dan diantaranya murid-murid Syekh Ahmad Sambas yaitu Syekh Abdul Qodir al-Bantani, yang menurunkan anak murid, yaitu Syekh Abdul Aziz Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten.

Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama ternama di Masjidil Harom adalah Kiyai Nawawi al-Bantani. Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal pada tahun 1310 H bertepatan dengan meninggalnya mufti besar Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Ulama Indonesia yang lainnya yang berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi. Beliau diberi umur panjang, beliau meninggal pada usia 125.

Tidak satupun pengarang kitab di Haromain; Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang berasal dari Indonesia yang berani mencetak kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayyid Ahmad an-Nahrowi al-Banyumasi.

Syekh Abdul Qadir al-Bantani murid lain Syekh Ahmad bin Abdus Shamad Sambas, yang mempunyai murid Kiyai Abdul Lathif Cibeber dan Kiyai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayyidi Syekh Ubaidillah Surabaya. Beliau melahirkan ulama yang luar biasa yaitu Kiyai Abu Ubaidah Giren Talang Tegal (Ponpes Attauhidiyyah), terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya Indonesia. Dan melahirkan seorang ulama auliya besar, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru dari guru saya Sayyidi Syekh Muhammad Abdul Malik.

Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiyai Abu Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh Sulaiman Zuhdi. Diantara murid-muridnya lagi di Mekah adalah Sayyidi Syekh Abdullah Tegal. Lalu Sayyidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan, Sayyidi Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul Aziz bin Abdush Shamad al-Bimawi, dan Sayyidi Syekh Abdullah dan Sayyidi Syekh Abdul Manan, tokoh pendiri Termas sebelum Kiyai Mahfudz dan sebelum Kiyai Dimyati.

Di jaman Sayyidi Syekh Ahmad Khatib Sambas ataupun Sayyidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid yang terakhir adalah Sayyidi Syekh Ahmad Abdul Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen.

Inilah ulama-ulama indonesia di antara tahun 1200 H sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir Zaenal Abidin Jogja, Kiyai Idris Jamsaren, dan banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di Haromain.

Seharusnya kita bangga dari warga keturunan banagsa kita cukup mewarnai di Haromain, beliau-beliau memegang peranan yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun. Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz at-Turmudzi.

Mengapa saya ceritakan yang demikian, kita harus mengenal ulama-ulama kita dahulu yang menjadi mata rantai berdirinya NU. Kalau dalam hadits itu betul-betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-katanya saja. Jadi kita harus tahu dari mana saja ajaran Ahlussunah wal Jama’ah yang diambil oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari.

Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai maqomah, kedudukan yang luar biasa. Namun sayang peran penting ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif Husein berkuasa di Hijaz), khususunya ulama yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah. Kemudian hal itu di pikirkan oleh KH. Hasyim Asy’ari disamping mempunyai latar belakang dan alasan lain yang sangat kuat sekali.

Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar kumpul di Masjidil Harom, -ini sudah tidak tertulis dan harus dicari lagi narasumber-narasumbernya. Beliau-beliau menyimpulkan sudah sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya ajaran Ahlussunah wal Jama’ah. Akhirnya diistikhorohi oleh para ulama-ulama Haromain, lalu mengutus KH. Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar menemui dua orang di Indonesia. Kalau dua orang ini mengiakan jalan terus, kalau tidak jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang pertama Habib Hasyim bin Umar bin Thoha bin Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah Kholil Bangkalan.

Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU yang ke-5 dilaksanakan di Pekalongan tahun 1930 M untuk menghormati Habib Hasyim yang wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar Thoriqoh.

Tidak heran karena sudah dari sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari mana? Dari seorang yang sholeh, Kiyai Irfan. Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiyai Irfan, Kiyai Abdul Fatah dan Kiyai Abdul Hadi. Kiyai Irfan bertanya pada saya: “Kamu ini siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab pertanyaan itu adalah Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi: “Ini cucunya Habib Hasyim Yai”.

Akhirnya saya diberi wasiat: “Mumpung saya masih hidup tolong catat sejarah ini. Mbah Kiyai Hasyim Asy’ari datang ke tempatnya Mbah Kiyai Yasin, Kiyai Sanusi ikut serta pada waktu itu. Di situ diiringi oleh Kiyai Asnawi Kudus, terus diantar datang ke Pekalongan. Lalu bersama Kiyai Irfan datang ke kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata: “Kyai Hasyim Asy’ari, silakan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlussunah wal Jama’ah. Saya rela tapi tolong saya jangan ditulis.”

Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kiyai Hasyim Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiyai Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiyai Kholil Bangkalan. Kemudian Mbah Kiyai Kholil bilang sama Kiyai Hasyim Asyari: “Laksanakan apa niatmu saya ridho seperti ridhonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong nama saya jangan ditulis.”

Kata Kiyai Hasyim Asy’ari ini bagaimana Kiyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus Mbah Kiyai Kholil menjawab: “Kalau mau tulis silakan tapi sedikit saja.” Itu tawadhu’nya Mbah Kiyai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.

Inilah sedikit perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Inilah perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama. Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama yang luar biasa. Makanya hal-hal yang demikian itu tolong ditulis. Agar anak-anak kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah. Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlussunah wal Jama’ah itu? Lha ini permasalahan kita.

Upaya pengenalan itu yang paling mudah dilakukan adalah dengan memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya foto Hadhratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari.


(Disampaikan oleh Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya pada Harlah NU di Kota Pekalongan tahun 2010)

Cantiknya Takdir Ilahi

Written By Unknown on Wednesday, March 11, 2015 | 8:31 AM

Rikza Aufarul Umam
Seperti biasa, hening. Namun, malam itu agak berbeda. Karena esok hari adalah hari pengambilan Roqmul Julus (di negeri kita mungkin kita istilahkan dengan Nomor Induk Mahasiswa). Momen yang selama ini dinanti-nanti oleh ratusan MABA (Mahasiswa Baru) Al-Azhar. Bagaimana tidak, Roqm itu ibarat nyawa seorang mahasiswa untuk bisa turut serta dalam imtihan(US)Sedangkan naik atau tidaknya mahasiswa tersebut tidak lain adalah bergantung pada keturutsertaan atau tidaknya dalam imtihan. 
Kembali pada titik perbedaan pada malam itu. Ya, sudah barang tentu untuk mempersiapkan momen istimewa esok harinya. Karena tidak sekedar mengambil roqm begitu saja. Namun banyak berkas yang harus disiapkan untuk diserahkan. Bahkan, sejak jauh-jauh hari sebelumnya.


Tibalah hari pengambilan Roqmul Julus. Suasana di luar terlihat baru saja syuruq (terbit matahari). Tapi detik jam seakan tak mau nyantai bersama matahariPukul 06:55 CLT. Bayang-bayang thobur (antri) selalu mendorong untuk segera berangkat. Karena memang tak cukup satu jam untuk sampai ke kampus.
Akhirnya, setelah beberapa suap nasi sisa semalam sukses mengganjal perut, aku langsung menuju pemberhentian angkot. OTW kampus.
Lagi-lagi thobur semakin membayang-bayangi saat baru saja turun dari Bis. Syu'un Thullab (Kantor Bagian Kemahasiswaan), tempat Roqmul Julus bisa diambil mulai buka pukul 09:00 CLT. Tapi lagi-lagi detik jam melesat begitu saja. Tak mau kompromi. 

Pukul 09:30 CLT. Akhirnya tiba di Syu'un Thullab. Aku cukup lega, karena thobur belum seperti yang kubayangkan.Namun, beberapa saat kemudian menjadi nyata. Thobur.
Walau berada di antrian yang tergolong depan, tapi serasa tak kunjung bergerak maju. Ternyata katanya memang belum ada pegawai kantornya. Entah Beliau kemana. Yang jelas, aku tak mau su'udzhon begitu saja.

Setelah sekian lama menanti, akhirnya seorang teman di antrian terdepan telah mendapatkan 'nyawa' imtihan itu. Cukup lega. Karena paling tidak posisiku akan semakin maju dan maju.
Hingga akhirnya jatahku pun tiba. Alhamdulillah, Roqmul Julus sudah di tangan, tanpa banyak basa-basi menggunakan 'amiyah(bahasa arab non-formal, lawannya fusha)Singkat cerita, aku langsung pulang dan fokus pada persiapan imtihan. 


Imtihan semakin dekat dan akhirnya malam itu adalah kesempatan terakhir untuk persiapan imtihan esok hari.
Menjelang syuruq, semua perlengkapan sudah siap. Saat cahaya matahari mulai terbit, aku langsung bertolak ke pemberhentian angkot. OTW kampus.
Tiba di kampus, terlihat suasana baru bagiku. Ramai. Luar biasa. Ada kerumunan yang sibuk dengan muqorror (diktat kuliah). Ada pula yang sibuk mencari ruang ujiannya. Walau 'nyawa' sudah di tangan, tetap saja tidak mudah untuk menemukan ruang ujiannya. Karena dari sekian ribu mahasiswa dari berbagai penjuru dunia terbagi menjadi ratusan ruangan. Aku termasuk dalam kerumunan yang bingung dengan ruang ujian. 


Melihat kebingungan yang kualami, salah seorang temanku turut prihatin. Setelah dia menanyai Roqmul Julus yang kupegang. Ternyata Roqmul Julus-nya sama persis denganku, yakni 10736. Mengetahui itu, aku menerka "dampaknya pasti fatal jika Roqmul Julus-ku dan temanku tetap sama (hasil ujian nanti)"
Tanpa banyak berpikirsaya langsung mengajak temanku tersebut ke Syu'un Thullab. Lagi-lagi thobur membayang-bayangi. Memang benar ternyata. Setelah tiba giliranku menghadap Pegawai Syu'un, aku pun menjelaskannya. Meski dengan berbekal sedikit kosa kata yang ada, dibantu isyarat gerak-gerik tangan, akhirnya Pegawai itu memahami apa yang kumaksudkan.
Subhanalloh. Takdir Ilahi memang cantik. 10736 memang bukan roqm-ku. Namun, namaku malahan belum tercantum. Kok bisa?!!


Sekian lama menanti, penuh harap cemas. Tiba-tiba terdengar suara lantang dari dalam syu'un "Rikza, enta andonesiy? (Rikza, kamu indonesia?)". Alhamdulillah. Masih ada harapan. Nasibku terselamatkan. "Ayyuwa, ana andonesiy (iya, saya indonesia)". Dengan lantang pula kujawab, menutupi rasa cemasku.
Tak lama kemudian, Petugas datang membawa berkas-berkasku. Alhamdulillah. Pada salah satu berkas itu, kulihat ada Roqmul Julus baru, 10850.
Dengan Roqmul Julus yang baru, maka ruangnya pun tidak lagi sama. Apalagi dengan Roqmul Julus pertama berjarak ratusan.


Singkat cerita, ternyata ruang ujian untuk roqm-roqm akhir memang belum disediakan oleh pihak kampus. Akhirnya sembari menunggu, kumanfaatkan untuk muthola'ah muqorror. 
Beberapa menit lagi imtihan akan dimulai. Akhirnya temanku yang bernasib serupa denganku berinisiatif untuk menanyakan langsung keSyu'un Thullab. Setelah mendapat info dari pegawai Syu'un Thullab, aku dan temanku tadi menuju ruangan yang memang baru saja ditetapkan oleh pihak kampus sebagai ruang imtihanAlhamdulillah. Untuk terakhir kalinya, takdir Ilahi memang cantik.


Aku tahu, kalau tahun tak akan sempurna tanpa hari.

Oleh karena itu, aku menikmati hari-hariku.

Kairo, 8 Januari 2015

oleh : Rikza Aufarul Umam/AD

Sahabat Aini

Aini and friends
baru kusadari kini kau teman setia untukku 
teman berbagi ceritaku 
kau memberi indah dalam hidupku
kini ku mengerti, kau inginkan yang terbaik untukku 
inginkan aku terlihat
sempurna di dalam setiap langkahku
kau ajari aku
menjadi dewasa
singkirkan emosi di dada
dan jadi sosok yang bijaksana
ku ingin engkau slalu ada dalam hidupku
walau tak slalu bersama setiap hari
jangan kau pergi tinggalkan aku sendiri
genggam erat tangan ini
jangan kau lepas lagi
teman setiaku,, sahabat karibku ,,teman sejatiku

oleh : Khourun nisa nur 'aini

IBUKU, MOTIVATORKU

Written By Unknown on Sunday, March 8, 2015 | 6:46 AM

KELUARGAKU
    Awal sebuah cerita indahku. Akan kumulai dengan hasil lamunan panjangku yang selalu kukenang dalam batin dan lahiriahku. Inilah diriku-RUROH -Seorang anak yang terlahir dari pasangan suami istri dari sebuah desa pelosok negeri. Sebut saja desa ''Bongso Wetan”. Meskipun dari pelosok desa, tapi aku berkeyakinan bahwasannya ayah dan ibuku adalah orang terhebat sedunia dan kelak akan kubawa nama kedua orang tuaku kehadapan dunia. Itu adalah sugestiku.
      Pukul 12.00 siang, aku bersama kedua temanku beranjak pulang dari sekolah tercinta MI Bahrul Ulum Pengalangan menuju rumah kebanggaan di desa tercinta Bongso Wetan. Ketika aku mengayuh sepeda dengan bercanda tawa bersama kedua sahabatku, aku teringat akan sebuah tanggal dimana ibuku terlahir kedunia. Yah, pada hari itulah tepat tanggal 12 Juni ibuku berulang tahun. Sejenak aku mengajak kedua sahabatku berhenti di bawah sebuah pohon rindang di samping jalan. Aku memutar otakku dan menemukan sebuah ide kecil untuk membuat ibuku tersenyum di hari ulang tahunnya di usia berkepala tiga ini. Akhirnya akupun beranjak kembali dari dudukku di atas rerumputan dan kembali meraih sepedaku yang kusandarkan pada sebuah pohon besar. Aku segera mengayuh sepeda unguku secepat kilat dan menuju ke rumah. Setelah aku sampai di rumah, aku bergegas menuju kamar dan mengambil sebuah ayam tiruan di atas almari. Itu adalah celengan milikku yang kusimpan untuk masa SMP-ku sebulan kedepan. Kemudian kucari bantal yang akan kugunakan untuk memecah celengan ayamku dengan cara kududuki. Mengapa aku begitu? itu kulakukan karena aku tak ingin suara pecahan ayamku terdengar oleh ayah dan ibuku.
        Setelah sedikit uang terkumpul, aku menyisihkan uangku menjadi dua bagian. Satu untuk tetap kutabung dan sedikit kugunakan untuk membeli kado kecil. Kemudian aku mengajak sahabatku pergi ke desa seberang untuk mencari sebuah toko pakaian. Tahukah apa yang akan aku beli? itu adalah rahasia ilahi. Setelah aku menjemput sahabatku Aminatus, aku segera memboncengnya dan membawa kabur dia tanpa izin orang tuanya. Sampai di suatu jalan yang jauh dari pedesaan, aku menemukan sebuah toko pakaian. Kulihat memang sedikit aneh dan sepi, hingga aminatus pun takut untuk kuajak masuk. Akhirnya aku memberanikan diri dan menarik Aminatus masuk dalam toko tersebut.
 
Dengan langkah lirih, saya pun mengucap salam “Assalamu’alaikum, ada orang?“

Dari belakang tirai muncul seseorang dan ia menjawab salamku, “ Wa’alaikumsalam, yah ada apa dek ?”

Akupun menjawab “ itu pak,,,,itu,,,mau beli !”

“ lo emang beli apa ? di sini bapak hanya jualan pakaian – pakaian orang dewasa dek!” sahut bapak penjaga toko itu.

Setelah kupandang dan kulihat sana sini, aku terpacu pada sebuah gantungan celana unik, lucu, dan sedikit model pada zaman itu. Akupun teringat pada sosok ibuku yang cantik, dan membayangkan bagaimana seorang ibuku apabila mengenakan celana itu? Satu, pasti ibuku tertawa. Dua, pasti ayahku berkomentar, dan tiga, ibuku akan terlihat berbeda dari biasanya.

Aku bertanya pada bapak penjaga toko. “ pak, kira-kira yang begitu itu berapa ya harganya “.

Bapak itu menjawab “ oh itu hanya Rp. 50.000 rupiah saja dek !”

Dalam hatiku berbicara, “ Astaghfirullahaladzim,,,harga Rp. 50.000 kok bilang segitu saja. Emang aku bawa uang segitu banyaknya. Waduhhh gimana ini ?”.
Mungkin bapak itu heran dengan ekspresi wajahku hingga ia bertanya padaku, “ lo kenapa kok diam saja dek ? memang adek mau beliin mamanya ya? Adek bawa uang berapa emangnya ?”.

Akupun menjawab dengan nada melas asih “ bukan buat mama pak, tapi buat ibuku. Beliau sedang ulang tahun hari ini, dan aku ingin membelikannya sesuatu yang bisa membuat senyum ibuku terlihat lebih manis.“

Bapak itupun menyahuti perkataanku “ eh ya sama saja lo dek mama sama ibu, sama-sama perempuannya kok. Ya sudah adek bawa uang berapa? Bapak kasih diskon buat adek asalkan adek doain toko bapak yang mau buka minggu depan ini biar laris ya !”

“ Apa? bapak tidak bohong kan! Ah, terima kasih bapak! Bapak memang baik deh. Pantesan pak tadi saya sama aminatus mau masuk sini kok ngerasa takut dan aneh. Masak toko sepi banget kayak gini. Oke bapak, aku dan kawanku ini akan mendoakan toko bapak biar laris manis Karena pembeli pertamanya juga perawan tir tir, Hehehe !”. sahutku dengan ekspresi luar biasa senangnya.

Akhirnya celana yang kupilih tadi diambilkan oleh bapak penjaga toko dengan sebuah kayu panjang dan menurunkannya tepat di atas kepalaku. Aku meraihnya dan segera mengambilnya, kulihat-lihat jenis kainnya, oke lumayanlah. Kugenggam celana itu dan air mataku seraya menetes teringat betapa senangnya hatiku membayangkan ibuku memaparkan senyumnya. Setelah celana itu dilipat oleh bapak penjaga toko dan kubayar seharga Rp. 25.000, akupun pamit pulang dan kembali mengayuh sepeda dengan berat ekstra itu. Satu berat karena aku kelebihan berat badan dan dua berat dari aminatus yang kubonceng dengan sepeda unguku.

Sampai di rumah, aku bergegas masuk ke dalam kamar dan membungkus celana yang telah kubeli barusan. Aminatus mencarikanku kotak kardus bekas dan akupun mencari gunting serta peralatan yang aku butuhkan lainnya. Kubuka almari buku dan secara tak sengaja aku menyentuh sebuah bulpoin, sedikit ideku keluar tanpa kuperintah. Oke…aku akan menulis sebuah surat kecil untuk ibuku tersayang. Mungkin dengan surat inilah aku bisa meminta maaf pada ibuku yang selama ini telah kubuat sedih hanya karena kenakalanku dan keaktifan tanganku hingga membuat ibuku sering kali kesal kepadaku. Dalam batinku aku menangis seraya mengatakan “ ibu..maaf ya! Anakmu ini memang nakal, sering buat ibu menangis, sering buat ibu kecewa, sering buat ibu kesal, dan masih banyak sikapku yang membuat ibu khawatir padaku. Maaf bu…?”. Setelah ku melamun, Aminatus menyadarkanku dari lamunan panjangku dan segera kubungkus kado kecilku untuk ibu. Terlampir sebuah surat untuk ibuku.

Gresik, 12 Juni 2008
To : ibuku tersayang
From : anakmu yang nakal

Assalamu’alaikum wr. Wb

Salam sayangku pada ibu,
Ibu,selamat ulang tahun ya. Aku sayang sama ibu, makanya aku ingat ulang tahun ibu. Maafin Ruroh ya bu, selama ini Ruroh tidak bisa memberi apa-apa. Meskipun selama ini Ruroh adalah anak yang nakal dan tidak pernah membuat ibu bangga. Tapi ku mohon ibu selalu mendoakanku ya? Untuk masa depanku dan untuk segala kebaikanku. Ruroh tidak punya banyak uang bu, Ruroh hanya punya ini buat ibu. Maaf cuma ini yang bisa ruroh beri, semoga di ulang tahun ibu ini, ibu tambah sayang sama aku, sama ayah dan sama mbak. 
Aku selalu sayang ibu.
Salam sayangku

Anakmu

     Waktu yang kutunggu-tunggu beberapa detik lagi akan terjadi. Aku dan Aminatus berpura-pura tidur di kamar setelah kutaruh kado kecil beserta surat di dalamnya di atas almari kecil ibuku. Dan pukul 14.00 siang, ibuku sampai dirumah bersama temannya yang usai menghadiri sebuah arisan masal atau istilah ibu-ibu adalah PKK. Lekas ibuku masuk kamarnya dan mengambil sebuah kotak kecil yang ia temukan di atas almari. Ibu pun perlahan membukanya dan membaca sebuah kertas kecil itu. Akupun mengintip ibuku di dalam kamarnya dan ternyata ibuku meneteskan air matanya. Akhirnya aku tak kuasa melihat ibuku menangis sendirian.

     Akupun masuk, ibu langsung menarikku dan memelukku erat. Aku tak bisa menahan tangis bersama ibuku, hingga Aminatus yang berada di luar kamar ikut menitihkan air matanya. Ibu menuturkan kata demi kata padaku dan membelai
rambutku “ Rur..makasih ya! Meskipun ruroh tidak memberi ini pada ibu, ibu tetap tidak akan pernah benci pada kamu. Kamu adalah anak ibu yang hebat. Kamu harus bisa buat ibu bangga kelak! Sebentar lagi Ruroh akan jauh dari ibu, Ruroh bulan depan akan berangkat ke pondok. Jadi, jaga diri baik-baik ya nak! Tidak boleh nakal, tidak boleh berani sama guru-guru di sana, dan tidak boleh banyak neko-neko. Ingat ya nak !! ayah dan ibu di rumah akan selalu mendoakan anak-anaknya biar sukses dunia dan akhirat. Khususnya Ruroh. Ibu percaya Ruroh bisa !”.

Akupun terus meneteskan air mata mengingat bulan depan aku akan berpisah dengan ibu, ayah, dan keluarga di rumah. Tapi aku harus kuat. Karena aku akan membuat semua orang bangga kepadaku. Khususnya adalah ibu tercintaku, yang sekaligus motivatorku!
I LOVE YOU MY MOTHER…!!!

“Ya Allah, biarkan saya-RUROH-menjadi seorang wanita sholihah dan bermanfaat bagi semua insan. Menggapai cita-cita dan menghadiahkan sebuah kebanggaan besar untuk IBUKU. Aku berjanji atas nama semangat dan masa depanku.(Habibah Mazruroh/AD)
 
Support : Blogger Masisir | Kupretist | Ubuntu Masisir
Copyright © 2015. Buletin Pandawa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Oprexxed by MR | Proudly powered by Blogger